Doddi Ahmad Fauji
PUISI PANDEMI
PUISI PANDEMI
Berapa judul puisi mesti
kurangkum
dari rasa perih dan putus asa
Sungguh tak patut berlarut-larut
Bumi lebih nelangsa dan piatu
di mana ibukota lebih kejam dari
ibu tiri
kerusakan paling parah di muka
bumi
direncanakan oleh bengis orang kota
Remah-remah cintaku berpendaran
tak kenal musim dan waktu
kepada-mu yang berpipi seperti
apel
Melintasi sungai waktu yang mengering
saat pasar kagetan menghilang
sendiri
tiba-tiba puisiku tak berdaya
bahkan untuk melipur lara diri
Tapi bumi lebih piatu
dan sering berduka
0 Response to "PUISI PANDEMI"
Posting Komentar